Air Zam Zam

Air zam-zam adalah salah satu keajaiban Allah SWT yang tidak bisa dipungkiri di tanah suci. Jadi Islam adalah agama dengan mata air. Mata air yang tidak pernah kering sampai hari kiamat tiba. Dulu sewaktu belum pernah ke tanah suci, bila ada yang memberi air zam-zam maka penilaian atas airnya adalah..seperti air kelapa..ada rasanya.

Kemudian ternyata ada referensi dari Masaru Emoto, the True Power of Water, merupakan New York Times Best Seller membuktikan bahwa ‘air yang di doakan’ ternyata ditemukan efek gelombang energi yang dia sebut sebagai Hado. Air-air yang ingin diteliti diletakkan ke dalam cawan petri berdiameter 5 cm, lalu dibekukan hingga suhu -25 derajat celcius. Tiga jam kemudian cawan dikeluarkan, berbentuk butir-butir es dengan bagian tengah yang membulat akibat tekanan permukaan. Butir-butir es ini ukurannya sangat kecil (kurang dari setengah inci). Setiap butir es kemudian dilihat di bawah mikroskop.

Air yang didoakan, memberikan gambaran kristal yang indah. Masaru Emoto adalah penulis Jepang, jadi tidak ada sampel air zam-zam dalam bukunya. Tapi bayangkan air yang ditelitinya, perbedaan antara air yang dibunyikan kata-kata jelek, dibandingkan air yang didoakan, memberikan foto gambaran kristal yang jauh berbeda.

Jadi secara logis kita bisa bayangkan air yang terletak di Masjidil Haram, dipadati dan didoakan-dishalatkan jutaan umat dari segala penjuru dunia, sudah pasti akan membentuk kristal air yang indah. Manusia juga mostly terdiri dari air. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa shalat itu gunanya bukan buat Tuhan, tapi kita shalat membaca kalimat pensucian diri..supaya ‘air’ dalam tubuh bisa menjadi suci kembali, supaya tubuh kita didoakan setiap saat, kotor karena dosa yang tidak disadari, kemudian suci lagi..kotor kemudian suci lagi..demikian ritmenya 5 kali sehari dalam hidup. Makanya, shalat itu fungsinya untuk kebaikan diri sendiri.

Air zam-zam diminum dengan tuntunan menghadap Ka’bah, minta apa yang diinginkan dan minum dalam 3 kali tegukan. Air zam-zam bila diniatkan untuk menghilangkan rasa haus, maka akan hilang rasa haus. Bila diniatkan untuk mengenyangkan, maka kita akan kenyang. Pokoke..just say it what you wish..that’s what you will gain from those holy water. Oleh-oleh air zam-zam merupakan buah tangan yang dinantikan. Ada teman penulis yang dititipi oleh-oleh air zam-zam yang dibawa tawaf. Air tersebut diniatkan untuk menyembuhkan bagi penderita sakit.
Air zam-zam disebarkan secara merata di Masjidil Haram. Di bagian luar yang cukup panjang dan memungkinkan, air tersebut juga dipakai untuk wudhu dan ‘menyiram kepala’. Di bagian luar umumnya dipisah tempat mengambil air untuk perempuan dan laki-laki. Sebab bila sudah saling mengantri bisa berdesak-desakan, oleh karena itu ada zam-zam water for man only atau zam-zam water for woman only. Sedangkan air-air yang diletakkan dalam tempat air berwarna krem bertuliskan huruf arab, kurang lebih menunjukkan itu adalah air zam-zam, terdiri dari dingin dan tidak dingin. Yang dingin tidak ada tulisan apa-apa, tapi yang tidak dingin ditulisi ‘not cold’.

Air zam-zam juga ditemukan di Masjid Nabawi. Air tersebut dibawa dari sumber mata air zam-zam di Mekah ke Madinah dengan truk tanki air yang besaar.. Air tersebut juga diletakkan dalam tromol air yang sama seperti di Masjidil Haram dan terletak merata pada setiap sudut masjid Nabawi yang demikian luas. Bedanya, untuk berwudhu disediakan air biasa, sehingga air zam-zam di Masjid Nabawi dimaksudkan untuk diminum saja. Jarang penulis menemui tempat air itu kosong. Siapapun mau mengambil air berapa pun..tidak ada larangan. Take it as much as you wish…bayangkan sumber mata air zam-zam selalu memenuhi berapa pun kebutuhan jamaah yang ada pada saat itu. Tak pernah kelebihan sampai banjir-banjir di saat jamaah sedang tidak banyak, dan tidak pernah kekurangan di saat jamaah sedang penuh-penuhnya di waktu musim haji. Itulah kebesaran Allah SWT di dunia nyata yang bisa disaksikan, yang tidak bisa dipungkiri..Islam adalah agama yang dilengkapi dengan mata air. Mata air itu diperuntukan bagi orang yang percaya kepada-Nya..

Oleh : Chaerita Maulani
Artikel dari http://mhs.blog.ui.ac.id/chaerita.maulani/2008/12/air-zam-zam